Subulussalam-Dalam
rangka pelaksanaan program Desa Cinta Statistik (Desa Cantik), Badan Pusat
Statistik (BPS) Kota Subulussalam melakukan Pencanangan Desa Belegen Mulia
sebagai Desa Cantik di Kota Subulussalam. Pencanangan tersebut diresmikan oleh
Walikota Subulussalam, H. Affan Alfian, yang bertempat di aula Pendopo Walikota
Subulussalam, Selasa (02/08/2022) kemarin.
“Data
sangat penting untuk meningkatkan kemampuan daerah”, sebut Walikota
Subulussalam mengawali kata sambutannya.
Kegiatan
yang mengundang seluruh Kepala Desa dan Camat Kota Subulussalam tersebut
bertujuan menjelaskan pentingnya kapasitas statistik desa untuk pembangunan
desa yang tepat sasaran dengan BPS sebagai pembinanya.
Acara dipandu oleh moderator Arma Juwita, S.Tr.
Stat dengan 2 (dua) orang narasumber
yaitu Kepala BPS Provinsi Aceh Bapak Ahmadriswan Nasution, S.Si, MT. dan
Kepala BPS Kota Subulussalam Ibu Ir. Sudariah. Narasumber pertama menyampaikan
materi “Penguatan Data Desa melalui Desa Cantik”, beliau menjabarkan
pengertian, landasan hukum, latar belakang, maksud dan tujuan, penjelasan
Indeks Desa, dan jumlah desa di Subulussalam menurut statusnya. Dijelaskan juga
mengenai kriteria desa yang bisa dipilih menjadi Desa Cantik. Narasumber kedua
menyampaikan materi “Pengelolaan dan Pemanfaatan Data Statistik di Tingkat
Desa” yang menjelaskan tentang latar belakang perlunya peningkatan kapasitas
statistik dari tingkat pusat dan daerah sampai dengan desa. Masih ada desa
tertinggal di Subulussalam sebanyak 13 desa.
Selain itu dipaparkan juga terkait Data Podes yang
digunakan untuk mengukur hasil pembangunan desa yang tercermin melalui Indeks
Desa. Nilai Indeks Desa Belegen Mulia, Kecamatan Simpang Kiri, Kota
Subulussalam tahun 2021 sebesar 60,35 dan termasuk kategori berkembang.
Kemudian narasumber juga menyampaikan hasil
identifikasi kebutuhan yang telah dilakukan oleh tim pembina desa cantik BPS
Kota Subulussalam di Desa Belegen Mulia yaitu data di Desa Belegen Mulia belum
terintegrasi dalam satu tempat penyimpanan data, kendala kelengkapan data dalam
penyusunan Profil Desa, Input Data dalam website Sigap Aceh yang belum optimal,
dan juga terdapat potensi wisata yang belum berhasil dimanfaatkan secara
optimal di Desa Belegen Mulia. Dari penjelasan ini, Desa Belegen Mulia
diharapkan menjadi inisiasi dan titik awal dalam pengembangan desa dan
memberikan pengaruh terhadap desa lain.
Setelah penyampaian materi oleh kedua narasumber,
pertanyaan lebih dalam disampaikan oleh peserta melalui sesi diskusi.
Pertanyaan pertama oleh Bapak Ishak selaku Pj. Kepala Desa Sibungke kecamatan
Rundeng. Beliau menanyakan dasar penilaian desa tertinggal dan sangat
tertinggal. Selain itu, beliau menyampaikan bahwa masih terdapat masyarakat
yang menjawab dengan tidak jujur ketika didata karena masih berorientasi bahwa
pendataan akan diberi imbalan bantuan. Pertanyaan kedua dari Bapak Suwardi
selaku Pj. Kepala Desa Bukit Alim, kecamatan Longkib. Beliau menyampaikan bahwa
Desa Bukit Alim butuh kehadiran BPS untuk mendukung data desa serta butuh
bantuan dari BPS dalam pengumpulan data, pengolahan hingga publikasi data desa.
Beberapa masukan tersebut diterima dan ditanggapi oleh narasumber, “Seperti
yang disampaikan sebelumnya kita akan memberi wawasan agar masyarakat itu punya
frekuensi yang sama dalam kemajuan desa. Walaupun diakui kemajuan desa tidak
terlepas dari kemajuan masyarakatnya. Tetapi, dengan adanya kesadaran dan
kepercayaan dari masyarakat kejujuran akan bisa ditingkatkan. Disinilah peran
kepala desa hadir bersama BPS untuk memperbaiki data desa supaya dalam proses
pengolahan (penyusunan indeks desa) mudah dilakukan identifikasi sesuai apa
adanya data. Jadi data desa ini dari Anda, Oleh Anda, dan untuk Anda”.
“Membangun kesadaran statistik ini bukan hanya
didorong dari aparat desa, tapi juga masyarakat itu sendiri dan tidak terlepas
dari dukungan tokoh masyarakat dan tokoh agama. Sehingga terjalin komunikasi
dan kepercayaan yang satu kesatuan di masyakarakat. “
“BPS akan mencoba hadir di desa Bukit Alim sesuai
kebutuhan desa dengan sumber daya yang ada. Tindak lanjut akan dilaksanakan,
jika tidak bisa bertemu secara fisik bisa dilakukan melalui pembinaan secara
virtual. Dari data desa yang sudah tersedia bisa dilakukan pembinaan pengolahan
analisis data sederhana sehingga bisa dijadikan rujukan pembangunan desa. Dari
seluruh rangkaian pengolahan data, yang paling sulit adalah mengumpulkannya
sehingga nanti kita akan coba membimbing dan membina desa dengan perapihan data
terlebih dahulu.”
Acara ditutup pada pukul 12.30 WIB dengan
pemberian hadiah bagi kedua penanya dan penyelesaian administrasi bagi seluruh
peserta. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat menjadi titik awal menuju
percepatan pembangunan Kota Subulussalam. (Suciarti P)